Anak-anak berjalan bertelanjang kaki puluhan kilometer hanya untuk sampai ke sekolah yang berdinding dan beratap asbes, yang jika berada di dalamnya konidisnya luar biasa panas. Saat hujan turun, air menetes di atas buku-buku lusuh mereka. Meja dan kursi yang lapuk menopang semangat belajar mereka, sebagian belajar sambil duduk di lantai tanah.

Di desa lain, seorang ibu memanggul jerigen kosong menembus jalan berbatu di tengah terik matahari. Perjalanan itu ditempuh berjam-jam hanya demi mendapatkan beberapa liter air bersih. Kadang, air itu pun masih keruh dan harus diendapkan sebelum diminum.

Fasilitas kesehatan? Tak selalu ada. Jika sakit, mereka harus menempuh perjalanan panjang ke puskesmas terdekat. Tidak jarang, mereka menyerah sebelum berangkat karena biaya perjalanan lebih besar daripada kemampuan mereka membayar obat.

Kemiskinan di penjuru negeri bukan karena mereka tidak berusaha, tetapi karena jarak, keterbatasan, dan nasib yang belum berpihak. Mereka hidup di tanah yang kaya, tapi akses mereka pada air bersih, pendidikan, pangan dan kesehatan sangat terbatas.

Pahlawan Kemanusiaan, kita bisa membuat perubahan nyata. Mari hadirkan kebutuhan layanan dasar ke pelosok-pelosok Indonesia, agar anak-anak bisa belajar tanpa takut basah dan kepanasan, ibu-ibu tak lagi memanggul air puluhan kilometer, dan ribuan keluarga bisa hidup dengan layak.

Setiap rupiah yang kita kirim adalah jarak yang terpotong, kesulitan yang terangkat, dan harapan yang mendekti, dengan cara: