Gunungkidul, menyimpan kisah berulang setiap tahun: kekeringan. Fenomena ini bukan lagi sekadar berita, melainkan agenda tahunan yang pahit bagi warganya. Musim kemarau datang, aliran air dari ledeng-ledeng rumah yang biasanya menjadi tumpuan hidup mendadak berhenti.

Bagi warga, ini bukan masalah dua atau tiga hari, kadang bisa berbulan-bulan, bahkan pernah hingga satu tahun penuh, mereka harus berjuang mencari setetes air. Dulu, sumber air alam menjadi andalan, kini banyak yang kering. Pilihan praktis yang tersisa hanyalah mengandalkan bantuan, seperti tangki air yang dikirimkan oleh pemerintah atau lembaga sosial.

Inilah dilema yang dihadapi warga Gunungkidul. Mereka butuh lebih dari sekadar bantuan, mereka butuh solusi yang permanen. Mereka mendambakan air yang mengalir sepanjang tahun, bukan hanya saat musim hujan tiba atau saat ada bantuan tangki. Solusi yang bisa mengakhiri agenda tahunan yang melelahkan ini.